Gubernur Ridwan Mukti Kecelakaan, Simpati, Doa, dan Renungan Kita

 
RM mengendarai sepeda motor saat sidah infrasturktur jalan


Sobat, ulasan singkat kali ini tentang simpati dan doa untuk Gubernur Ridwan Mukti yang kecelakaan serta renungan kita. Sebelumnya saya ingin sedikit bercerita mengenai musibah yang menimpa Gubernur Bengkulu Bapak Ridwan Mukti. Ia terjatuh dari sepeda motor yang dikendarainya di jalur jalan liku sembilan Curup-Bengkulu Tengah pada Selasa (11/12). 

Dikabarkan Gubernur yang akrab disebut RM ini mengalami cidera retak tulang bahu, dan setelah diopname di Rumah Sakit Muhammad Yunus Bengkulu, saat ini sudah dibawa berobat ke Jakarta untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Sebelum lebih lanjut mengulas, saya mendoakan semoga Pak Gubernur Ridwan Mukti bisa segera pulih dan sehat kembali.

Diberitakan, saat kecelakaan tersebut RM sedang menjalankan tugas sebagai Kepala Daerah Provinsi Bengkulu meninjau infrastruktur jalan menggunakan sepeda motor bersama beberapa orang SKPD. Agenda blusukan sekaligus meeting on the road tersebut sengaja dilakukan dalam rangka meninjau langsung kondisi infrastrukur dan pembangunan di Bengkulu.

Namun naasnya saat pulang dari Curup menuju Bengkulu, kendaraan RM terguling dan menyebabkan RM jatuh dan mengalami luka. Kejadian ini sontak menjadi pembicaraan dan diberitakan oleh berbagai media. Ucapan doapun mengalir berharap kesembuhan untuk sang gubernur.

Terlepas dari segala rasa simpati dan lantunan doa yang dipanjatkan oleh berbagai pihak, baik pejabat maupun rakyat (termasuk saya), ada hal lain yang terasa dalam benak saya.


RM sudah sepantasnya mendapat simpati saat terjun langsung sidak dan mengkoordinir bawahannya mengecek kondisi infrastruktur dan rakyatnya, juga sudah sepantasnya mendapatkan doa atas kecelakaan yang dialaminya, agar bisa lekas sembuh dari cidera dan sakitnya. Juga mungkin dianggap wajar menjadi bahan pembicaraan dan headline pemberitaan, sebab RM adalah orang nomor 1 di Provinsi Bengkulu.

Namun, muncul pertanyaan dalam benak saya, adakah orang yang mendoakan kesembuhan dan kesehatan bagi seorang warga biasa yang menderita kecelakaan sejenis sebanyak orang yang mendoakan gubernur? Adakah muncul simpati yang sama pada seorang pekerja yang cidera saat banting tulang bekerja untuk keperluan kehidupan keluarganya?

Adakah pelayanan dengan kesegeraan yang sama, seperti terhadap gubernur yang sehari setelahnya langsung bisa terbang ke Jakarta untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut?

Banyak orang setiap hari masuk rumah sakit dengan penderitaan yang berbeda-beda. Ada yang kecelakaan, ada yang sakit thypus, sakit DBD, sakit saraf, sakit kurang gizi, tumor, paru-paru, dan lain sebagainya. 

Adakah doa-doa juga terlantunkan untuk mereka sebanyak doa yang terlantunkan untuk gubernur? Adakah simpati yang sama kepada mereka seperti simpati kepada gubernur? Adakah pertolongan dan pelayanan yang sama bagi mereka seperti pertolongan dan pelayanan kepada gubernur?

Rasa-rasanya masih belum sampai seperti itu. Rakyat biasa dan orang kecil masih kurang mendapat banyak perhatian, meski dari doa dan simpati saja. Maka saya tersadar, mungkin saya termasuk yang kurang banyak memberikan doa dan rasa simpati bagi mereka. Kita belum berlaku adil.

Oleh karenanya, bukan bermaksud kurang memberikan penghormatan atau kurangnya rasa simpati jika saya mengucapkan doa atas Bapak Gubernur RM bersamaan dengan doa yang dilantunkan bagi siapa saja yang sakit.

"Pak Gub @ridwanmukti1963 semoga lekas sembuh. Begitu juga bagi warga lain yg sedang sakit, smg semua lekas sembuh dan diberi kesehatan." cuit saya di akun @Sumar_lin 

Seberapa besarkah pemimpin berharap diperhatikan rakyat dan seberapa besarkah pemimpin memperhatikan rakyat? Semoga menjadi bahan renungan dan evaluasi bagi kita semua. Sekali lagi semoga Pak Gubernur RM segera sehat dan pulih kembali, begitu juga kepada warga yang sedang sakit. Diberi kesabaran dan ketabahan bagi keluarganya pula.
Gubernur Ridwan Mukti Kecelakaan, Simpati, Doa, dan Renungan Kita Gubernur Ridwan Mukti Kecelakaan, Simpati, Doa, dan Renungan Kita Reviewed by Beni Sumarlin on 00.16.00 Rating: 5

2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.