Lebaran Idul Adha dan Hakekat Kegembiraan

Jamaah sholat Idul Adha di halaman Masjid Raya Baitul Izzah Bengkulu

Sobat, Hari Raya adalah hari  kegembiraan. Setiap perayaan hari raya merupakan hari dimana orang-orang bergembira dan merasa bahagia. Apa sebab hari raya patut dirayakan dan orang-orang merasa senang dan gembira di dalamnya? Disinilah kunci pertemuan kedua hal tersebut.

Setiap orang tentu pernah merasa gembira, merasa senang, dan bahagia. Kegembiraan dan rasa senang yang dirasakan oleh seseorang bisa jadi disebabkan oleh bermacam-macam hal, apakah disebabkan karena mendapat rizki uang yang banyak, bertemu kekasih hati yang lama tak dijumpai, atau mendapat pujian atas prestasi yang didapati.

Jika ukuran kegembiraan, rasa senang, dan kebahagiaan diukur dengan perolehan nilai duniawi seperti hal-hal di atas, maka kegembiraan hari raya bersumber dari unsur ukhrowi bukan duniawi, atau bisa jadi campuran dari dua unsur tersebut.
Kenapa orang bergembira di hari Raya? Baik hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha? Sebab pada hari raya tersebut orang-orang mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Mengapa mendapatkan ampunan itu patut dirayakan dan orang-orang jadi merasa gembira? Sebab bagi orang yang beriman tiada kegembiraan dan kebahagiaan yang terindah kecuali segala dosa-dosanya diampuni, dirinya disucikan kembali.

Setiap orang pasti pernah melakukan dosa dan kemaksiyatan kepa Tuhannya, baik itu karena kelalaiannya, karena pembangkangannya, atau karena kelemahannya. Nah, bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT yang memohon ampun atas segala dosa dan kesalahannya tersebut, maka Allah SWT membuka luas pintu maaf dan ampunan-Nya, khususnya pada hari raya.

Untuk mendapatkan ampunan itu, menjelang hari raya umat islam disyareatkan untuk melakukan ibadah pelebur dosa, ibadah haji dan puasa. Pada momentum Idul Adha, umat islam diperintahkan untuk mengerjakan ibadah haji bagi yang mampu mendatangi tanah suci Mekkah, bertafakur diri dan mohon ampun di padang Arofah agar mereka menjadi suci kembali layaknya bayi yang baru lahir.

Bagi umat islam yang tidak mampu berangkat haji, pada menjelang idul adha itu, yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah, umat islam disunnahkan untuk menjalankan ibadah puasa Arofah. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Qotadah, salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." (HR. Muslim)
Nah, maka bagi siapa saja yang menjalankan ibadah puasa itu, maka ia diampuni dosa-dosanya. Dan disinilah sumber dari kegembiraan itu yang dirayakan pada hari raya. Kegembiraan dan kebahagiaan yang merasuk dirasakan di dalam dada sebab kasih sayang Allah SWT kepada mereka yang membuka pintu maaf dan menghapus kesalahan-kesalahan mereka selama 1 tahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Dengan kembali suci dari dosa itulah maka umat islam bergembira karena jika setelah itu ada salah seorang diantara mereka meninggal dunia, maka ia kembali dalam keadaan suci menghadap kepada Rabbnya. Nah, apakah kegembiraan kitapun demikian?
Lebaran Idul Adha dan Hakekat Kegembiraan Lebaran Idul Adha dan Hakekat Kegembiraan Reviewed by Beni Sumarlin on 22.02.00 Rating: 5

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.