Pembantaian di Allepo, Membantai Kita



Pembunuhan massal orang-orang di Allepo terjadi secara terang-terangan di hadapan dunia. Manusia menampilkan sifat buasnya. Sesama manusia membantai manusia, hak asasi manusia tak lagi dianggap ada. Hukum rimba merajalela, penguasa digdaya merampas kehidupan kaum lemah dan kaum papa. 

Allepo tak lagi dianggap ada untuk sekedar menjadi tempat bagi penghuninya hanya karena mereka menolak pemimpin yang mengabaikan demokrasi di negerinya.

Sejak 26 November 2016 lalu Rezim Basyar Al Asad melakukan serangan besar-besaran sembari diiringi pemboman masif oleh Rusia. Ratusan jiwa telah terbunuh, fasilitas-fasilitas medis hancur, jalan-jalan penuh dengan reruntuhan, semua fasilitas publik hancur.

Terjadi pemboman dan pembantaian massal dibeberapa wilayah Kota Allepo bagian Timur. Hancurnya fasilitas kesehatan dan ketiadaan obat-obatan menyebabkan banyak korban jiwa karena tidak mendapatkan perawatan. Bahkan ada pasien yang terpaksa mengalihkan rasa sakit saat pembedahan lukanya dengan membaca Alqur'an saja sebagai penolong mereka.

Kabar terakhir situasi Allepo pada 12 Desember 2016 :
Sekitar 37.000 orang sudah meninggalkan Allepo Timur ke wilayah Barat. Sekitar 14.700 orang berlindung di shelter kolektif. Sekitar 19.000 orang teregristasi menempati perumahan di Allepo Barat, Hanao, dan Pemukiman Sekitarnya. Sekitar 3.420 orang lainya tidak terdata keberadaanya. Seorang relawan dar UNICEF terbunuh dengan peluru pada 6 hari lalu yang mengakibatkan 10 relawan lainnya mengundurkan diri karena takut dan trauma. (reliefweb.int)

Panggilan dan pesan belas kasihan dari orang-orang di Allepo menyebar kemana-mana. Seorang ibu menyampaikan pesan kesedihan dengan berkata "Wahai kaum muslimin, aku cium tanganmu karena Allah, bantulah kami, bebaskan kami.." Sungguh panggilan yang menggentarkan nurani, menyayat hati bagi saudara-saudara muslim yang dipanggilnya.

Jika Arab Saudi memberikan tekanan keras kepada Rusia dan Iran dengan mengusir Dubes Rusia dan memutuskan hubungan diplomatik negara pembombardir Allepo itu, maka apa yang dilakukan pemerintah Indonesia sebagai penguasa muslim terbesar di Dunia? Apakah hanya takut protes dari rakyatnya terus berbicara didepan mikrofon, tancapkan citra agar dianggap bersama suara rakyatnya?

Negeri berpenduduk muslim punya andil besar dalam menentukan nasib saudaranya di Allepo dan negeri-negeri lainya. Mari kita serukan penghentian pembantaian kepada orang-orang di Allepo. Mari kita ancamkan dengan ancaman yang paling keras kepada Rusia dan Iran, khhususny rezim Suriah Basyar Al Asad yang telah membantai rakyatnya di Allepo.

Pembantaian di Allepo adalah pembataian bagi komunitas kita sebagai sesama muslim. Bombardir yang dijatuhkan keatas tanah Allepo merupaka bom bardir kerumah-rumah kita. Mari kita berlindung kepada Allah SWT dari kekerdilan hati kita, mari kita memohon kepada Allah SWT agar Ia menguatkan saudara-saudara kita, dan menjadikan kita bagian dari penolong-penolong mereka.

Mari kita bantu saudara-saudara kita dengan bantuan yang bisa kita salurkan melalui berbagai lembaga kemanusiaan yang menerima donasi dan dana kita untuk disalurkan kepada saudara kita yang tengah tertindas di negerinya.

Dan mari kita perkuat persatuan kaum muslimin, menyiapkan kebangkitan islam di Indonesia sebagai sebuah realitas yang akan menolong saudara-saudara muslim lainya di berbagai belahan penjuru dunia dengan kekuasaan pemimpin muslimin di negeri ini. Menjadikan Indonesia rahmat bagi dunia, turut serta menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan keadilan dan perdamaian abadi.

Dan terakhir mari kita berdoa kepada Allah SWT, semoga Allah SWT menolong saudara-saudara kita yang tertindas di Allepo, semoga Allah menghancurkan Rezim Basyar Al Ashad berserta penolong-penolongnya. Menghancurkannya dengan kehancuran yang takkan pernah terbayangkan oleh mereka. Amiin ya Rabbal Alamin.

Pembantaian di Allepo, Membantai Kita Pembantaian di Allepo, Membantai Kita Reviewed by Beni Sumarlin on 19.52.00 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.